Senin, 07 Desember 2015

SASTRA LAMA



TAKE HOME SASTRA LAMA
Soal     :
1.      Jelaskan definisi sastra lama! (skor 10)
2.      Jelaskan definisi dan macam folklore! (skor 20)
3.      Jelaskan macam karya sastra lama zaman purba? (skor 20)
4.      Jelaskan macam karya sastra lama pengaruh Hindu-Budha! (skor 25)
5.      Jelaskan macam karya sastra lama pengaruh Islam! (skor 25)
Jawaban         :
  1. Definisi sastra lama
Sastra lama merupakan perwujudan dari pancaran tata kehidupan masyarakat lama, karena sifat-sifat sastra lama bergantung kepada sifat-sifat masyarakat lama yang menghasilkannya ((Wirjosoedarmo, 1985:3).
Kesusasteraan lama yakni kesusasteraan yang berkembang sampai ± tahun 1800, yang diperinci menjadi :
a.      Kesusasteraan Jaman Purba yakni kesusasteraan yang mencerminkan jaman sebelum adanya pengaruh India berupa: doa, mantera, silsilah, adat-istiadat, dongeng-dongeng, dan kepercayaan.
b.      Kesusasteraan Jaman Hindu yakni kesusasteraan Indonesia yang mencerminkan adanya pengaruh India.
c.       Kesusasteraan Jaman Islam. Sejalan dengan masuknya agama Islam, masuk pula kesusasteraan Islam dari Arab ke dalam kesusasteraan Indonesia yang berhubungan dengan agama Islam. (Soetarno, 1982:5-6)
Sumber:
Wirjosoedarmo, Soekono. 1985. Sastra Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Soetarno. 1982. Peristiwa Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.

  1. Definisi dan macam folklore
Folklor Indonesia adalah sebagian dari kebudayaan Indonesia yang tersebar dan diwariskan turun-temurun secara tradisional dalam versi yang berbeda-beda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan perubahan dan alat-alat pembantu pengingat (mnemonic devices)  (Zoetmulder, 1985:460).
Folklor dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar (Zoetmulder,1985:460-462) yaitu:
1.      Folklor lisan (verbal folklore)
Bentuk-bentuk folklor (folklore genre) yang termasuk dalam kelompok folklor lisan antara lain :
a.       Bahasa rakyat (folk speech), meliputi logat, julukan, gelar, bahasa rahasia (circumlocution) dan sebagainya.
b.      Ungkapan tradisional seperti peribahasa, pepatah, dan sebagainya.
c.       Pertanyaan tradisional, meliputi teka-teki, cangkriman (dari Jawa Tengah dan Timur) dan sebagainya.
d.      Puisi rakyat seperti pantun, syair, bidal, pemeo, dan sebagainya.
e.       Cerita prosa rakyat (prose narrative), meliputi:  mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale).
f.       Nyanyian rakyat (folksong).
2.      Folklor sebagian lisan (partly verbal
Bentuk-bentuk folklor yang termasuk dalam kelompok folklor sebagian lisan antara lain :
a.       Kepercayaan dan “takhayul” (superstition).
b.      Permainan dan hiburan rakyat (games and amusements).
c.       Teater rakyat seperti wayang orang Jawa Tengah, ludruk Jawa Timur, lenong Jakarta, arja Bali dan sebagainya.
d.      Tari rakyat seperti tari serimpi Jawa Tengah, tari tortor Batak, tari doger Jakarta dan sebaginya.
e.       Adat kebiasaan seperti pengkhianatan pada anak-anak yang telah mencapai masa akil balig, adat bekerja sama gotong-royong dan sebagainya.
f.       Upacara-upacara seperti yang diadakan dalam rangka lingkaran hidup seseorang atau dalam rangka keagamaan dan sebagainya.
g.      Pesta-pesta rakyat (feasts and festivals) seperti selamatan yang diadakan di rumah dalam rangka upacara lingkaran hidup (life cyle) seseorang, atau pesta besar-besaran yang diadakan oleh seluruh desa dalam rangka perayaan keagamaan seperti Sekaten di Jawa Tengah.
3.      Folklor bukan lisan (non verbal folklore)
Kelompok folklor bukan lisan dapat dibagi menjadi dua sub kelompok, yaitu: (a) yang material, dan (b) yang bukan material.
Bentuk-bentuk folklor yang termasuk sub kelompok material antara lain adalah
a.       Arsitektur rakyat seperti bentuk rumah asli di Tapanuli, lumbung padi di Minangkabau dan sebagainya.
b.      Hasil kerajinan tangan seperti kain batik, patung, dan keris.
c.       Pakaian serta perhiasan seperti pakaian adat dan perhiasan tubuh/rambut.
d.      Obat-obatan rakyat seperti jamu-jamuan Jawa.
e.       Makanan dan minuman seperti rendang Padang dan tuak Jawa.
f.       Alat-alat musik seperti alat-alat gamelan Jawa Tengah, angklung Jawa Barat, dan sampek orang Dayak.
g.      Peralatan dan senjata seperti alat-alat rumah tangga, pertanian, alat untuk pengkhitanan, senjata untuk berburu atau berperang.
h.      Mainan seperti boneka, alat musik mainan kanak-kanak, dan senjata perang atau berburu mainan kanak-kanak.
Bentuk-bentuk folklor yang termasuk sub kelompok bukan material antara lain adalah
a.       Bahasa isyarat (gesture) seperti menggeleng-gelengkan kepala berarti tidak, mengangguk berarti ya, dan mengacungkan ibu jari bagi orang Jawa di kota berarti memuji.
b.      Musik seperti musik daerah: gamelan Jawa Tengah, Sunda, dan Bali; musik kulintang Manado; dan gambang kromong Jakarta.
Sumber: Zoetmulder. 1985. Bahasa Sastra Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  1. Macam karya sastra lama zaman purba
Sastra masa Purba merupakan sastra yang tumbuh dan berkembang sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia yang mendiami tanah air Indonesia mulai beradab sampai kedatangan bangsa Hindu. Sastra masa Purba memancarkan semangat Animisme dan Dinamisme (Wirjosoedarmo, 1985:4).
Dalam garis besarnya sastra masa purba dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni:
1.      Dongeng-dongeng masyarakat yang berhubungan dengan takhayul:
a.       Puntianak, merupakan dongeng tentang roh seorang wanita malang yang meninggal ketika bersalin. Sejak itu rohnya mengembara kian ke mari di atas bumi dan suka mengganggu anak kecil.
b.      Kelambai, merupakan dongeng tentang seorang raksasa yang sangat bodoh, yang sangat ditakuti manusia karena apabila ia menegur manusia maka menjadi batu atau pohon. Tetapi karena sifat kebodohan yang dimilikinya, ia juga dapat diperdaya oleh manusia.
c.       Harimau jadi-jadian, merupakan dongeng tentang manusia yang berubah menjadi harimau apabila ia menyebrangi sebuah kolam tertentu dan hanya mungkin menjadi manusia kembali jika ia menyebrangi kolam yang lain.
d.      Nakhoda Ragam atau buaya jadi-jadian, merupakan dongeng tentang Nakhoda Ragam yang sedang berlayar bersama istrinya bernama Cik Siti dari Jering menuju tempat yang lain.
e.       Pelesit, merupakan dongeng tentang makhluk yang sangat ditakuti orang karena makhluk itu dapat berubah menjadi manusia yang suka menghisap darah orang, terutama anak kecil.
f.       Kiai Ageng Sela, merupakan dongeng tentang Kiai Ageng Sela yang berhasil menangkap petir yang hendak menyambarnya pada saat ia sedang bekerja di sawah.
g.      Nyai Rara Kidul, merupakan dongeng tentang seorang ratu yang menguasai Samudra Indonesia.
h.      Dongeng tentang gerhana, isinya mnceritakan terjadinya gerhana bulan atau gerhana matahari karena diganggu oleh hantu rahu.
i.        Dongeng tentang gempa, merupakan dongeng yang menceritakan tentang gempa. (Wirjosoedarmo, 1985:6-8)
2.      Kata-kata Pantang, merupakan kata-kata yang oleh kepercayaan terlarang untuk diucapkan dalam situasi tertentu. Contohnya:
a.       Bila di dalam hutan, orang tidak boleh mengucapkan kata harimau supaya binatangnya tidak muncul.
b.      Bila di laut tidak boleh menyebut air, sebab akan berbahaya.
c.       Bila ada orang digigit ular tidak boleh kata ular disebut-sebut, untuk mengelakkannya diganti dengan kata akar. (Soetarno, 1982:7)
3.      Dongeng-dongeng Binatang (Fabel), binatang disini diceritakan dapat berbicara karena menurut kepercayaan roh orang meninggal itu menitis ke binatang. Contohnya:
a.       Hikayat peladuk jenaka
b.      Kancil dengan buaya
c.       Kancil dengan harimau
4.      Adanya beberapa ilmu, seperti:
a.       Kutika, merupakan ilmu mencari waktu yang baik untuk melaksanakan upacara, menanam padi, atau melakukan pekerjaan besar lainnya.
b.      Ramal, merupakan ilmu atau cara untuk mengetahui peruntungan dengan melihat tanda-tanda di pasir.
c.       Ilmu firasat, merupakan ilmu untuk mengetahui perangai manusia dengan melihat corak muka.
d.      Takbir mimpi, merupakan lambang yang menunjukkan makna impian.
e.       Katuranggan, merupakan ilmu yang menunjukkan tanda-tanda binatang yang menurut kepercayaan mungkin mendatangkan untung-celaka manusia. (Soetarno, 1982:8)
Sumber:
Wirjosoedarmo, Soekono. 1985. Sastra Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Soetarno. 1982. Peristiwa Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.

  1. Macam karya sastra lama pengaruh Hindu/Budha
a.       Pengaruh Hindu, yakni:
Prosa :
-          Mahabharata.
-          Ramayana.
-          Panca Tantra.
Puisi :
-          Seloka.
-          Gurindam (Rahayu, 1972: 10).
1)      Mahabharata
Di India Mahabharata merupakan kitab suci suku bangsa yang beragama Siwa. Dalam kitab tersebut berisi cerita-cerita lama bangsa Hindu yang telah banyak disalin dan disadur ke dalam berbagai bahasa di dunia. Dalam bahasa Jawa kita dapati bagian-bagian Mahabharata ialah: Adiparwa, Sabhaparwa, Wirataparwa, Ud-Yogaparwa, Bhismaparwa, Asrama wasanaparwa, Mosalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohanaparwa. Sedang dalam bahasa Indonesia, bagian-bagian cerita Mahabharata adalah Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Pandawa Jago, dan Hikayat Sang Boma. (Rahayu, 1972:53-54)
Isi Mahabharata pada garis besarnya menceritakan kisah tentang Pandawa dan Kurawa. Di Jawa cerita ini menjadi lakon dalam wayang Purwa, tetapi para dalang telah banyak memberikan perubahan. Ini dapat kita maklumi mengingat bahwa semuanya perlu disesuaikan dengan alam Indonesia.
2)      Ramayana
Ramayana adalah suatu epos besar Hindu yang mempunyai pelbagai macam versi di India sendiri, yaitu:
a.       Ramayana Tulsi Das, berjudul Ram Carit Manas (1631), berbahasa Hindi dan menjadi pedoman agama.
b.      Ramayana Battikavya: Rawanawadha.
c.       Ramayana Walmiki.
Dalam kalangan kesusasteraan India yang amat dihargakan ialah Ramayana yang dikarang oleh Walmiki yaitu terdiri atas 24.000 seloka, bait yang terdiri atas 2 baris. Jumlah seloka tersebut terbagi menjadi tujuh kanda (jilid), sehingga Ramayana disebut sebagai Saptakanda. Adapun pembagian atas tujuh Kanda itu telah dapat menggambarkan kisah inti cerita Ramayana selengkapnya secara berurutan, yaitu :
1.      Bala-kanda, yaitu tentang masa kanak-kanak (muda)
2.      Ayodya-kanda
3.      Aranya-kanda (Kitab Rimba)
4.      Kiskinda-kanda
5.      Sundara-kanda (Kitab Pengindah)
6.      Yuddha-kanda (Kitab Peperangan)
7.      Uttara-kanda (Kitab Penghabisan)
3)      Pancatantra
Pancatantra merupakan karangan yang menarik dan merupakan kitab paling banyak ditulis ke dalam bahasa-bahasa dunia. Pancatantra ini berasal dari India, tetapi orang-orang Barat tidak mengambil dari bahasa Hindu, melainkan dari bahasa-bahasa lain seperti terlihat dalam perkembangan/penyebaran nasakah-naskah.
Selain itu, pengaruh dari agama Hindu lainnya yakni :
1)      Adanya bentuk gurindam dan seloka
-          Gurindam.
Asal gurindam ialah dari bahasa Tamil (India). Muncul di Indonesia setelah Orang Hindu datang. Pengarang gurindam yang kenamaan ialah Raja Ali Haji (saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda Riau tahun 1844-1857). Buah penanya yang terkenal ialah Gurindam Dua Belas yaitu berupa kumpulan gurindam yang terdiri dari 12 pasal.
Ciri-ciri:
a.       Tiap sebait terdiri dari dua baris
b.      Jumlah suku kata tiap-tiap barisnya tidak tetap, yang pada umumnya 10-14
c.       Sajak akhirnya merupakan sajak sama, yang dapat dirumuskan aa
d.      Hubungan baris kesatu dan baris kedua seolah-olah membentuk kalimat majemuk, yang biasanya dalam hubungan sebab akibat
e.       Pada umumnya isi menyatakan suatu kebenaran untuk memberi nasehat. (Soetarno, 1982:29)
Contoh:
Siapa menggemari silang sengketa
              Kelaknya pasti berduka cita.
-          Seloka.
R. B. Slamet mulyana dalam Bimbingan Seni Sastra menerangkan, bahwa Seloka berasal dari India, yang bentuknya:
Satu seloka terdiri dari 4 pada,
tiap 2 pada merupakan 1 baris.
Jadi 1 seloka terdiri dari 2 baris.
Tiap-tiap baris dipotong di tengah-tengah. (Soetarno, 1982:35)

b.      Pengaruh Budha, yakni:
Macam karya sastra pengaruh Budha, meliputi:
1.      Pada seni bangunan:
-          Canci Borobudur
-          Candi Mendut
-          Candi Kalasan
-          Candi Sari.
2.      Pada seni sastra:
-          Kunjarakama
-          Sanghyang Kamahayanikan
3.      Munculnya kerajaan yang bercorak  Buddha, yakni Kerajaan Mataram.  Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu-Budha di Indonesia tampaknya belum mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh seorang kepala suku, bukan seorang raja.
     Sumber:
Rahayu, Sri. 1972. Kesusastraan Lama Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
Soetarno. 1982. Peristiwa Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.

  1. Macam karya sastra lama pengaruh Islam
Sastra lama zaman Islam di Melayu merupakan sastra Melayu yang telah mendapat pengaruh dari agama Islam setelah agama Islam masuk ke wilayah Melayu, yang masuk ke wilayah Melayu antara 1450-1800 Masehi.
Tokoh dalam masa ini ada :
1.      Tun Muhammad atau Tun Seri Lanang, yang merupakan seorang bendahara kerajaan Johor yang bergelar Bendahara Paduka Raja. Karyanya ada: Buku Sejarah Melayu atau Sulalatussalatina yang disusun dari tahun 1612-1616 Masehi (Wirjosoedarmo, 1985: 57-58).
2.      Hamzah Fansuri, yang merupakan seorang ahli suluk termahsyur dan hidup pada abad ke-16 sampai abad ke-17. Karyanya ada:
-          Syair Perahu, Syair Burung Pingai,
-          Syair Burung Pungguk, Syair Dagang, dan
-          Syair Sidang Fakir, dan Asrar al Arifin (berbentuk prosa) (Wirjosoedarmo, 1985: 58-59).
3.      Syamsuddin al Sumatrani, merupakan seorang pujangga dan ahli suluk yang hidup di istana raja Aceh yaitu Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Johan Perkasa Alamsyah (1607-1636 Masehi) sebagai perdana menteri. Karyanya ada:
-          Sarh Rubali Hamzah al Fansuri (tafsir-tafsir tentang syair Hamzah Fansuri),
-          Mi’rat al Mu’minin, dan
-          Mi’rat al Iman (Wirjosoedarmo, 1985: 59).
4.      Nuruddin ar Raniri, merupakan seorang ahli agama yang berasal dari Gujarat (India). Dirinya pernah berpolemik dengan Hamzah al Fansuri dan Syamsuddin al Sumatrani dalam tulisannya yang berjudul Tabyan fi Ma’rifat Alayan (1664 Masehi). Karyanya ada:
-          Akhbar al Akhirat (Kabar dari Akhirat),
-          Sirat al Mustaqim (Jalan yang Lurus), dan
-          Bustanussalatina atau Taman Raja-raja (Wirjosoedarmo, 1985: 59).
5.      Bukhari al Jauhari, merupakan seorang ulama Islam dari Johor yang menetap di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Johan Perkasa Alamsyah (1607-1636 Masehi). Karyanya ada : Tajussalatina atau Mahkota Raja-raja (Wirjosoedarmo, 1985: 59-60).
6.      Raja Ali Haji, merupakan seorang pujangga saudara sepupu Raja Ali (raja muda di Riau pada tahun 1844-1857 Masehi). Karyanya ada:
-          Gurindam Duabelas,
-          Silsilah Melayu dan Bugis (Wirjosoedarmo, 1985: 60).
7.      Siti Saleha, merupakan saudara Raja Ali Haji. Karyanya ada: Buku Syair Abdul Muluk (menurut H. von de Wall) (Wirjosoedarmo, 1985: 60).
          Buku-buku sastra lama masa Islam ditulis dalam bentuk prosa (terutama hikayat) dan puisi (terutama dalam bentuk syair). Awalnya corak sastra masa ini kental dengan keislaman, namun setelah itu muncul corak sejarah, pelipur lara, dan simbolis atau didaktis (Wirjosoedarmo, 1985: 60).
          Hikayat, merupakan karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contohnya: Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah, Hikayar Raja-Raja Pasai, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bayan Budi, dan Hikayat Prang Sabi.
          Syair, merupakan puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contohnya: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, Syair Gurindam Duabelas, Syair Perahu,  Syair Kompeni Walanda,  Syair Perang Banjarmasin, Syair Siak Sri Indrapura, dan Syair Ikan Terubuk.
          Karya sastra lama pengaruh Islam  yang lain dapat diperinci lagi sebagai berikut:
Puisi :
-          Syair
-          Gazal
-          Nazam
Prosa :
-          Yang bersifat didaktik: Hikayat Bakhtiar, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 Malam.
-          Yang bersifat sejarah: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Iskandar Zulkarnain.
-          Yang bersifat ketatanegaraan: Tajussalatin, Bustanussalatin.
Selain itu, kesusastraan melayu yang berhubungan dengan agama Islam ada:
1.      Kesasteraan yang mula-mula
2.      Hikayat Raja Badar
3.      Hikayat Nabi Muhammad SAW
4.      Hikayat Nabi Sulaiman
5.      Hikayat Lukmanul Hakim
6.      Hikayat Hibrahim Bin Adham
7.      Cerita 3 orang nabi yang tak mati-mati: Nabi Chaidir, Nabi Ilyas, dan Nabi Idris. (Rahayu, 1972:11)
Sumber:
Wirjosoedarmo, Soekono. 1985. Sastra Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Rahayu, Sri. 1972. Kesusastraan Lama Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
DAFTAR PUSTAKA

Soetarno. 1982. Peristiwa Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
Zoetmulder. 1985. Bahasa Sastra Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wirjosoedarmo, Soekono. 1985. Sastra Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Rahayu, Sri. 1972. Kesusastraan Lama Indonesia. Surakarta: Widya Duta.