TAKE HOME SASTRA LAMA
Soal :
1. Jelaskan
definisi sastra lama!
(skor 10)
2. Jelaskan
definisi dan macam folklore!
(skor 20)
3. Jelaskan
macam karya sastra lama zaman purba? (skor 20)
4. Jelaskan
macam karya sastra lama pengaruh Hindu-Budha! (skor 25)
5. Jelaskan
macam karya sastra lama pengaruh Islam! (skor 25)
Jawaban :
- Definisi sastra lama
Sastra lama merupakan perwujudan dari pancaran tata
kehidupan masyarakat lama, karena sifat-sifat sastra lama bergantung kepada sifat-sifat
masyarakat lama yang menghasilkannya ((Wirjosoedarmo, 1985:3).
Kesusasteraan lama yakni kesusasteraan yang berkembang
sampai ± tahun 1800, yang diperinci menjadi :
a.
Kesusasteraan
Jaman Purba yakni kesusasteraan yang mencerminkan jaman sebelum adanya pengaruh India berupa: doa, mantera, silsilah,
adat-istiadat, dongeng-dongeng, dan kepercayaan.
b.
Kesusasteraan
Jaman Hindu yakni kesusasteraan Indonesia yang mencerminkan adanya pengaruh India.
c.
Kesusasteraan
Jaman Islam. Sejalan dengan masuknya agama Islam, masuk pula kesusasteraan
Islam dari Arab ke dalam kesusasteraan Indonesia yang berhubungan dengan agama Islam. (Soetarno, 1982:5-6)
Sumber:
Wirjosoedarmo, Soekono.
1985. Sastra Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Soetarno. 1982. Peristiwa
Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
- Definisi dan macam folklore
Folklor Indonesia adalah
sebagian dari kebudayaan Indonesia yang
tersebar dan diwariskan turun-temurun secara tradisional dalam versi yang
berbeda-beda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan
perubahan dan alat-alat pembantu pengingat (mnemonic
devices) (Zoetmulder, 1985:460).
Folklor dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar (Zoetmulder,1985:460-462) yaitu:
1.
Folklor
lisan (verbal folklore)
Bentuk-bentuk folklor (folklore genre) yang termasuk dalam
kelompok folklor lisan antara lain :
a.
Bahasa
rakyat (folk speech), meliputi logat, julukan, gelar, bahasa rahasia (circumlocution) dan sebagainya.
b.
Ungkapan
tradisional seperti peribahasa, pepatah, dan sebagainya.
c.
Pertanyaan
tradisional,
meliputi teka-teki,
cangkriman (dari Jawa Tengah dan Timur) dan sebagainya.
d.
Puisi
rakyat seperti pantun, syair, bidal, pemeo, dan sebagainya.
e.
Cerita
prosa rakyat (prose narrative), meliputi:
mite (myth),
legenda (legend), dan dongeng (folktale).
f.
Nyanyian
rakyat (folksong).
2.
Folklor
sebagian lisan (partly verbal
Bentuk-bentuk folklor
yang termasuk dalam kelompok folklor sebagian lisan antara lain :
a.
Kepercayaan dan “takhayul” (superstition).
b.
Permainan
dan hiburan rakyat (games and
amusements).
c.
Teater
rakyat seperti wayang orang Jawa Tengah, ludruk Jawa Timur, lenong Jakarta,
arja Bali dan sebagainya.
d.
Tari
rakyat seperti tari serimpi Jawa Tengah, tari tortor Batak, tari doger Jakarta
dan sebaginya.
e.
Adat
kebiasaan seperti pengkhianatan pada anak-anak yang telah mencapai masa akil
balig, adat bekerja sama gotong-royong dan sebagainya.
f.
Upacara-upacara
seperti yang diadakan dalam rangka lingkaran hidup seseorang atau dalam rangka
keagamaan dan sebagainya.
g.
Pesta-pesta
rakyat (feasts and festivals) seperti
selamatan yang diadakan di rumah dalam rangka upacara lingkaran hidup (life cyle) seseorang, atau pesta
besar-besaran yang diadakan oleh seluruh desa dalam rangka perayaan keagamaan
seperti Sekaten di Jawa Tengah.
3.
Folklor
bukan lisan (non verbal folklore)
Kelompok folklor bukan
lisan dapat dibagi menjadi dua sub kelompok, yaitu: (a) yang material, dan (b) yang
bukan material.
Bentuk-bentuk folklor
yang termasuk sub kelompok material
antara lain adalah
a.
Arsitektur
rakyat seperti bentuk rumah asli di Tapanuli, lumbung padi di Minangkabau dan
sebagainya.
b.
Hasil
kerajinan tangan seperti kain batik, patung, dan keris.
c.
Pakaian
serta perhiasan seperti pakaian adat dan perhiasan tubuh/rambut.
d.
Obat-obatan
rakyat seperti jamu-jamuan Jawa.
e.
Makanan
dan minuman seperti rendang Padang dan tuak Jawa.
f.
Alat-alat
musik seperti alat-alat gamelan Jawa Tengah, angklung Jawa Barat, dan sampek
orang Dayak.
g.
Peralatan
dan senjata seperti alat-alat rumah tangga, pertanian, alat untuk pengkhitanan,
senjata untuk berburu atau berperang.
h.
Mainan
seperti boneka, alat musik mainan kanak-kanak, dan senjata perang atau berburu
mainan kanak-kanak.
Bentuk-bentuk folklor
yang termasuk sub kelompok bukan material
antara lain adalah
a.
Bahasa isyarat (gesture) seperti menggeleng-gelengkan kepala berarti tidak,
mengangguk berarti ya, dan mengacungkan ibu jari bagi orang Jawa di kota
berarti memuji.
b.
Musik
seperti musik daerah: gamelan Jawa Tengah, Sunda, dan Bali; musik kulintang
Manado; dan gambang kromong Jakarta.
Sumber: Zoetmulder. 1985. Bahasa Sastra Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Macam karya sastra lama zaman purba
Sastra masa Purba merupakan sastra yang tumbuh dan
berkembang sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia yang mendiami tanah air
Indonesia mulai beradab sampai kedatangan bangsa Hindu. Sastra masa Purba
memancarkan semangat Animisme dan Dinamisme (Wirjosoedarmo, 1985:4).
Dalam garis
besarnya sastra masa purba dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni:
1.
Dongeng-dongeng masyarakat yang berhubungan dengan takhayul:
a.
Puntianak, merupakan dongeng tentang roh seorang wanita malang yang
meninggal ketika bersalin. Sejak itu rohnya mengembara kian ke mari di atas
bumi dan suka mengganggu anak kecil.
b.
Kelambai, merupakan dongeng tentang seorang raksasa yang sangat bodoh, yang
sangat ditakuti manusia karena apabila ia menegur manusia maka menjadi batu
atau pohon. Tetapi karena sifat kebodohan yang dimilikinya, ia juga dapat
diperdaya oleh manusia.
c.
Harimau jadi-jadian, merupakan dongeng tentang manusia yang berubah menjadi
harimau apabila ia menyebrangi sebuah kolam tertentu dan hanya mungkin menjadi
manusia kembali jika ia menyebrangi kolam yang lain.
d.
Nakhoda Ragam atau buaya jadi-jadian, merupakan dongeng tentang Nakhoda
Ragam yang sedang berlayar bersama istrinya bernama Cik Siti dari Jering menuju
tempat yang lain.
e.
Pelesit, merupakan
dongeng tentang makhluk yang sangat ditakuti orang karena makhluk itu dapat
berubah menjadi manusia yang suka menghisap darah orang, terutama anak kecil.
f.
Kiai Ageng Sela,
merupakan dongeng tentang Kiai Ageng Sela yang berhasil menangkap petir yang
hendak menyambarnya pada saat ia sedang bekerja di sawah.
g.
Nyai Rara Kidul,
merupakan dongeng tentang seorang ratu yang menguasai Samudra Indonesia.
h.
Dongeng tentang
gerhana, isinya mnceritakan terjadinya gerhana bulan atau gerhana matahari
karena diganggu oleh hantu rahu.
i.
Dongeng tentang
gempa, merupakan dongeng yang menceritakan tentang gempa. (Wirjosoedarmo, 1985:6-8)
2.
Kata-kata Pantang, merupakan kata-kata yang oleh kepercayaan terlarang
untuk diucapkan dalam situasi tertentu. Contohnya:
a.
Bila di dalam hutan, orang tidak boleh mengucapkan kata harimau supaya
binatangnya tidak muncul.
b.
Bila di laut tidak boleh menyebut air, sebab akan berbahaya.
c.
Bila ada orang digigit ular tidak boleh kata ular disebut-sebut, untuk mengelakkannya diganti dengan kata akar. (Soetarno, 1982:7)
3.
Dongeng-dongeng Binatang (Fabel),
binatang disini diceritakan dapat berbicara karena menurut kepercayaan roh
orang meninggal itu menitis ke binatang. Contohnya:
a.
Hikayat peladuk
jenaka
b.
Kancil dengan buaya
c.
Kancil dengan
harimau
4.
Adanya beberapa
ilmu, seperti:
a.
Kutika, merupakan
ilmu mencari waktu yang baik untuk melaksanakan upacara, menanam padi, atau
melakukan pekerjaan besar lainnya.
b.
Ramal, merupakan
ilmu atau cara untuk mengetahui peruntungan dengan melihat tanda-tanda di
pasir.
c.
Ilmu firasat,
merupakan ilmu untuk mengetahui perangai manusia dengan melihat corak muka.
d.
Takbir mimpi,
merupakan lambang yang menunjukkan makna impian.
e.
Katuranggan,
merupakan ilmu yang menunjukkan tanda-tanda binatang yang menurut kepercayaan
mungkin mendatangkan untung-celaka manusia. (Soetarno, 1982:8)
Sumber:
Wirjosoedarmo, Soekono.
1985. Sastra Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Soetarno. 1982. Peristiwa
Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
- Macam karya sastra lama pengaruh Hindu/Budha
a.
Pengaruh Hindu,
yakni:
Prosa :
-
Mahabharata.
-
Ramayana.
-
Panca Tantra.
Puisi :
-
Seloka.
-
Gurindam (Rahayu,
1972: 10).
1)
Mahabharata
Di India
Mahabharata merupakan kitab suci suku bangsa yang beragama Siwa. Dalam kitab
tersebut berisi cerita-cerita lama bangsa Hindu yang telah banyak disalin dan
disadur ke dalam berbagai bahasa di dunia. Dalam bahasa Jawa kita dapati
bagian-bagian Mahabharata ialah: Adiparwa,
Sabhaparwa, Wirataparwa, Ud-Yogaparwa, Bhismaparwa, Asrama wasanaparwa,
Mosalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohanaparwa. Sedang dalam bahasa
Indonesia, bagian-bagian cerita Mahabharata adalah Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Pandawa Jago, dan Hikayat Sang Boma. (Rahayu,
1972:53-54)
Isi Mahabharata
pada garis besarnya menceritakan kisah tentang Pandawa dan Kurawa. Di Jawa
cerita ini menjadi lakon dalam wayang Purwa, tetapi para dalang telah banyak
memberikan perubahan. Ini dapat kita maklumi mengingat bahwa semuanya perlu
disesuaikan dengan alam Indonesia.
2)
Ramayana
Ramayana adalah
suatu epos besar Hindu yang mempunyai pelbagai macam versi di India sendiri,
yaitu:
a.
Ramayana Tulsi Das,
berjudul Ram Carit Manas (1631), berbahasa Hindi dan menjadi pedoman agama.
b.
Ramayana
Battikavya: Rawanawadha.
c.
Ramayana Walmiki.
Dalam kalangan
kesusasteraan India yang amat dihargakan ialah Ramayana yang dikarang oleh Walmiki yaitu terdiri atas 24.000
seloka, bait yang terdiri atas 2 baris. Jumlah seloka tersebut terbagi menjadi
tujuh kanda (jilid), sehingga Ramayana disebut sebagai Saptakanda. Adapun pembagian atas tujuh Kanda itu telah dapat
menggambarkan kisah inti cerita Ramayana
selengkapnya secara berurutan, yaitu :
1.
Bala-kanda,
yaitu tentang masa kanak-kanak (muda)
2.
Ayodya-kanda
3.
Aranya-kanda
(Kitab Rimba)
4.
Kiskinda-kanda
5.
Sundara-kanda
(Kitab Pengindah)
6.
Yuddha-kanda (Kitab
Peperangan)
7.
Uttara-kanda
(Kitab Penghabisan)
3)
Pancatantra
Pancatantra
merupakan karangan yang menarik dan merupakan kitab paling banyak ditulis ke
dalam bahasa-bahasa dunia. Pancatantra ini berasal dari India, tetapi
orang-orang Barat tidak mengambil dari bahasa Hindu, melainkan dari
bahasa-bahasa lain seperti terlihat dalam perkembangan/penyebaran
nasakah-naskah.
Selain itu, pengaruh dari agama Hindu lainnya yakni :
1)
Adanya bentuk
gurindam dan seloka
-
Gurindam.
Asal gurindam ialah dari bahasa Tamil (India).
Muncul di Indonesia setelah Orang Hindu datang. Pengarang gurindam yang
kenamaan ialah Raja Ali Haji (saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda
Riau tahun 1844-1857). Buah penanya yang terkenal ialah Gurindam Dua Belas yaitu berupa kumpulan gurindam yang terdiri dari
12 pasal.
Ciri-ciri:
a.
Tiap sebait terdiri
dari dua baris
b.
Jumlah suku kata
tiap-tiap barisnya tidak tetap, yang pada umumnya 10-14
c.
Sajak akhirnya
merupakan sajak sama, yang dapat dirumuskan aa
d.
Hubungan baris kesatu
dan baris kedua seolah-olah membentuk kalimat majemuk, yang biasanya dalam
hubungan sebab akibat
e.
Pada umumnya isi
menyatakan suatu kebenaran untuk memberi nasehat. (Soetarno, 1982:29)
Contoh:
Siapa menggemari
silang sengketa
Kelaknya
pasti berduka cita.
-
Seloka.
R. B.
Slamet mulyana
dalam Bimbingan Seni Sastra menerangkan,
bahwa Seloka berasal dari India, yang bentuknya:
Satu seloka terdiri
dari 4 pada,
tiap 2 pada merupakan 1
baris.
Jadi 1 seloka terdiri
dari 2 baris.
Tiap-tiap baris
dipotong di tengah-tengah. (Soetarno,
1982:35)
b.
Pengaruh Budha,
yakni:
Macam karya
sastra pengaruh Budha, meliputi:
1.
Pada seni bangunan:
-
Canci Borobudur
-
Candi Mendut
-
Candi Kalasan
-
Candi Sari.
2.
Pada seni sastra:
-
Kunjarakama
-
Sanghyang
Kamahayanikan
3.
Munculnya kerajaan
yang bercorak Buddha, yakni Kerajaan
Mataram. Sebelum masuknya pengaruh agama
Hindu-Budha di Indonesia tampaknya belum mengenal corak pemerintahan dengan
sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih berupa pemerintahan
kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh
seorang kepala suku, bukan seorang raja.
Sumber:
Rahayu, Sri.
1972. Kesusastraan Lama Indonesia.
Surakarta: Widya Duta.
Soetarno. 1982. Peristiwa
Sastra Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
- Macam karya sastra lama pengaruh Islam
Sastra lama zaman Islam di Melayu merupakan sastra Melayu
yang telah mendapat pengaruh dari agama Islam setelah agama Islam masuk ke
wilayah Melayu, yang masuk ke wilayah Melayu antara 1450-1800 Masehi.
Tokoh dalam masa ini ada :
1.
Tun Muhammad atau Tun
Seri Lanang, yang merupakan seorang
bendahara kerajaan Johor yang bergelar Bendahara Paduka Raja. Karyanya ada: Buku
Sejarah Melayu atau Sulalatussalatina
yang disusun dari tahun 1612-1616 Masehi (Wirjosoedarmo, 1985: 57-58).
2.
Hamzah Fansuri, yang merupakan seorang ahli suluk termahsyur dan hidup pada
abad ke-16 sampai abad ke-17. Karyanya ada:
-
Syair
Perahu, Syair Burung Pingai,
-
Syair
Burung Pungguk, Syair Dagang,
dan
-
Syair
Sidang Fakir, dan Asrar al Arifin (berbentuk prosa) (Wirjosoedarmo, 1985:
58-59).
3.
Syamsuddin al
Sumatrani,
merupakan seorang pujangga dan ahli suluk
yang hidup di istana raja Aceh yaitu Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Johan
Perkasa Alamsyah (1607-1636 Masehi) sebagai perdana menteri. Karyanya ada:
-
Sarh
Rubali Hamzah al Fansuri (tafsir-tafsir tentang
syair Hamzah Fansuri),
-
Mi’rat
al Mu’minin,
dan
-
Mi’rat
al Iman (Wirjosoedarmo, 1985: 59).
4.
Nuruddin ar Raniri, merupakan seorang ahli agama yang
berasal dari Gujarat (India). Dirinya
pernah berpolemik dengan Hamzah al Fansuri dan Syamsuddin al Sumatrani dalam
tulisannya yang berjudul Tabyan fi Ma’rifat Alayan (1664 Masehi). Karyanya ada:
-
Akhbar
al Akhirat (Kabar dari Akhirat),
-
Sirat
al Mustaqim (Jalan yang Lurus), dan
-
Bustanussalatina
atau Taman Raja-raja (Wirjosoedarmo, 1985: 59).
5.
Bukhari al Jauhari, merupakan seorang ulama Islam dari
Johor yang menetap di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota
Alam Johan Perkasa Alamsyah (1607-1636 Masehi). Karyanya ada : Tajussalatina
atau Mahkota Raja-raja (Wirjosoedarmo,
1985: 59-60).
6.
Raja Ali Haji, merupakan seorang pujangga saudara
sepupu Raja Ali (raja muda di Riau pada tahun 1844-1857 Masehi). Karyanya ada:
-
Gurindam
Duabelas,
-
Silsilah
Melayu dan Bugis (Wirjosoedarmo, 1985: 60).
7.
Siti Saleha, merupakan
saudara Raja Ali Haji. Karyanya ada: Buku
Syair Abdul Muluk (menurut H. von de
Wall) (Wirjosoedarmo, 1985: 60).
Buku-buku
sastra lama masa Islam ditulis dalam bentuk prosa (terutama hikayat) dan puisi (terutama dalam
bentuk syair). Awalnya corak sastra
masa ini kental dengan keislaman, namun setelah itu muncul corak sejarah,
pelipur lara, dan simbolis atau didaktis (Wirjosoedarmo, 1985: 60).
Hikayat, merupakan karya
sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara
atau pembangkit semangat juang. Contohnya: Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah,
Hikayat Amir Hamzah, Hikayar Raja-Raja Pasai, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bayan
Budi, dan Hikayat Prang Sabi.
Syair, merupakan puisi lama yang tiap-tiap bait
terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contohnya: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, Syair
Gurindam Duabelas, Syair Perahu, Syair
Kompeni Walanda, Syair Perang
Banjarmasin, Syair Siak Sri Indrapura, dan Syair Ikan Terubuk.
Karya
sastra lama pengaruh Islam yang lain
dapat diperinci lagi sebagai berikut:
Puisi :
-
Syair
-
Gazal
-
Nazam
Prosa :
-
Yang bersifat
didaktik: Hikayat Bakhtiar, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 Malam.
-
Yang bersifat
sejarah: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Iskandar Zulkarnain.
-
Yang bersifat
ketatanegaraan: Tajussalatin, Bustanussalatin.
Selain itu, kesusastraan melayu yang berhubungan dengan
agama Islam ada:
1.
Kesasteraan yang
mula-mula
2.
Hikayat Raja Badar
3.
Hikayat Nabi
Muhammad SAW
4.
Hikayat Nabi
Sulaiman
5.
Hikayat Lukmanul
Hakim
6.
Hikayat Hibrahim
Bin Adham
7.
Cerita 3 orang nabi
yang tak mati-mati: Nabi Chaidir, Nabi Ilyas, dan Nabi Idris. (Rahayu, 1972:11)
Sumber:
Wirjosoedarmo, Soekono. 1985. Sastra
Indonesia Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Rahayu, Sri. 1972. Kesusastraan
Lama Indonesia. Surakarta: Widya Duta.
DAFTAR PUSTAKA
Soetarno.
1982. Peristiwa Sastra Indonesia.
Surakarta: Widya Duta.
Zoetmulder. 1985. Bahasa Sastra Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wirjosoedarmo, Soekono. 1985. Sastra Indonesia
Klasik. Surabaya: Sinar Wijaya.
Rahayu,
Sri. 1972. Kesusastraan Lama Indonesia.
Surakarta: Widya Duta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar